Waktu menunjukkan Agustus 2012 waktu Bumi. Kawah Gale yang terletak di khatulistiwa planet Mars, tiba-tiba dikejutkan oleh jatuhnya
robot mobil seberat 850 kilogram. "Wilayah ini sebelumnya tidak tahu yang bakal jatuh dan berjalan di atasnya," kata Jim Rice, ilmuwan NASA yang bekerja di proyek Mars Science Laboratory, sambil tertawa.
Memang, kawah Gale yang akhirnya dipilih sebagai lokasi pendaratan robot bernama Curiosity. Kandidat sebelumnya adalah kawah Eberswalde, kawah Holden dan lembah Mawrth. Gale dipilih karena lokasi ini memiliki tanda pernah adanya air dan bahan organik. Misi Mars Science Laboratory adalah menemukan wilayah di planet merah yang mendukung kehidupan.
Sabtu pekan lalu, roket Atlas V-541 yang membawa wahana milik Mars Science Laboratory meluncur dari pangkalan Cape Canaveral, Florida. Pesawat antariksa ini akan menjelajah sejauh 352 juta mil menuju Mars. Pada Agustus 2012, pesawat diharapkan mencapai atmosfer planet tersebut dan menurunkan Curiosity.
Jika berhasil, maka Curiosity -- yang bertenaga nuklir -- menambah deretan kendaraan milik makhluk Bumi yang mendarat di Mars. Lusinan wahana antariksa telah dikirim ke Mars oleh Uni Soviet, Amerika Serikat, beberapa negara Eropa, dan Jepang.
Antara lain Mars Pathfinder pada tahun 1997 dan Mars Exploration Rover pada 2007-2010.
Wahana yang saat ini sedang aktif di Mars adalah Mars Reconnaissance Orbiter (sejak 2006), Mars Express (sejak 2003), Mars Odyssey 2001 (sejak 2001), dan Opportunity (sejak 2004). Misi yang baru saja selesai adalah Mars Global Surveyor (1997–2006) dan Spirit (2004–2010).
Dari namanya, Mars Science Laboratory yang berbiaya USD 2,5 miliar ini lebih komplek dan bersifat ilmiah. Selain Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), mega proyek ini juga melibatkan Badan Antariksa Federal Rusia. Curiosity yang dirancang bersama ilmuwan Rusia ini memiliki 17 kamera, sebuah lengan robot, perangkat sinar laser, dan alat bor untuk memecah batu di planet itu.
Sergey Saveliev, Wakil Kepala Badan Antariksa Federal Rusia, menjelaskan proyek ini merupakan kelanjutan dari kegiatan bersama untuk meneliti Mars. "Kami ingin meningkatkan kembali pemahaman masyarakat internasional terhadap eksplorasi dan pengetahuan planet ini," katanya.
Eksekutif NASA berjanji, misi ini akan membantu menguak berbagai rahasia sejarah lingkungan planet Mars. Peralatan ‘rover' itu, ujar mereka, digunakan untuk meneliti apakah kawasan pendaratan pernah berkondisi menopang kehidupan mikrobiologis.
"Oleh karena itu saya sangat antusias menunggu Curiosity mendarat di Mars dan mendapatkan sesuatu yang kami cari," kata John Grotzinger, ilmuwan yang tergabung dalam misi Mars Science Laboratory, seusai peluncuran roket Atlas yang tanpa awak.
Michael J. Mumma, ilmuwan senior NASA yakin bahwa planet Mars memiliki syarat untuk manusia hidup dalam kondisi darurat. Dia merujuk pada metan dalam atmosfer planet merah ini. "Kehidupan pasti bisa tumbuh di sana," ujar Mumma yang pernyataannya soal metan di Mars pernah jadi kontroversi.
0 komentar:
Posting Komentar